Beton Pracetak
Industrualisasi dalam konstruksi bangunan adalah perkembangan alamiah sebagaimana juga telah menimpa pada industri yang lain. Justru lebih lambat ketimbang yang lain karena lebih besarnya rintangan yang dihadapi dalam industri bangunan, yang tidak sekedar bersifat Fashionable trend (kecenderungan mode mutakhir), tetapi juga berkaitan dengan pernyataan nilai yang menuntut : Perubahan sikap mental dan pikiran baru dari sebagain ahli bangunan.
Selama ini orang merasa terikat kepada rumah yang harus di hargai secara individual, maka tentu saja orang akan merasakan sesuatu yang lain ketika tiba-tiba akomodasi tempat tinggal :
- Disediakan dalam bentuk
blok-blok atau flat-flat yang bukan bangunan sebagaimana biasanya.
- Bangunan tidak didesain secara
khusus sebagaimana permintaan penggunanya secara individu.
- Bangunan didirikan dalam bentuk
produk yang telah selesai tanpa ada kesempatan intervensi lagi dari
pemakainya.
- Bangunan di desain dengan
penampilan yang serupa atau bahkan sama.
- Perangkat bangunan yang
langsung jadi jika ingin mendesain dan membangun secara individu.
- Dengan pilihan yang sangat
terbatas.
Industri bangunan mestinya juga membuat progress penggunaan crane dan mesin-mesin
lain tetapi dengan cara yang lebih luas. Ketertinggalan dalam industri bangunan
dikembangkan dengan cara industrialisasi yang terotomastisasi dalam seluruh
prosesnya sejak persiapan dan moulding (pembuatan percetakan), casting
(percetakan), concreting (pengecoran), prestressing (penegangan), storage
(penyimpanan), transportation (pengangkutan), erection (pendirian), lifting
(pengangkatan) dan handling (penanganan).
Prefabrication (prefabrikasi) adalah industrialisasi metode konstruksi di mana komponen-komponennya diproduksi secara massal dirakit (assemble) dalam bangunan dengan bantuan crane dan alat-alat pengangkat dan penanganan yang lain.
Prefabricated Structural Components (Komponen Struktur Prefabrikasi) dibuat dari beton melalui precast units/precast numbers atau precast elements (unit cetakan) tergantung pada alternative penggunaannya, percetakan dikontrol dengan baik diberi waktu untuk pengerasan dan mencapai kekuatan tertentu yang diinginkan sebelum diangkat dan dibawa menuju tapak kontruksi sesungguhnya untuk pembangunan. Metode konstruksi yang dibuat dengan menggunakan komponen prefabrikasi secara kolektif disebut sebagai ‘prefabricated contruction (konstruksi prefabrikasi). Konstruksi Prefabrikasi dapat berupa sector aktifitas bangunan utamanya : industrial architecture (Arsitektur industri), General Engineering (Rekayasa struktur secara umum) dan Civil Engineering.
Precast Struktural Components ( komponen Struktur Pracetak), alternatifnya dibuat untuk bangunan pada site tertentu. Kecenderungan ini mengarah pada pabrik pembuat komponen.
Prefabrication (prefabrikasi) adalah industrialisasi metode konstruksi di mana komponen-komponennya diproduksi secara massal dirakit (assemble) dalam bangunan dengan bantuan crane dan alat-alat pengangkat dan penanganan yang lain.
Prefabricated Structural Components (Komponen Struktur Prefabrikasi) dibuat dari beton melalui precast units/precast numbers atau precast elements (unit cetakan) tergantung pada alternative penggunaannya, percetakan dikontrol dengan baik diberi waktu untuk pengerasan dan mencapai kekuatan tertentu yang diinginkan sebelum diangkat dan dibawa menuju tapak kontruksi sesungguhnya untuk pembangunan. Metode konstruksi yang dibuat dengan menggunakan komponen prefabrikasi secara kolektif disebut sebagai ‘prefabricated contruction (konstruksi prefabrikasi). Konstruksi Prefabrikasi dapat berupa sector aktifitas bangunan utamanya : industrial architecture (Arsitektur industri), General Engineering (Rekayasa struktur secara umum) dan Civil Engineering.
Precast Struktural Components ( komponen Struktur Pracetak), alternatifnya dibuat untuk bangunan pada site tertentu. Kecenderungan ini mengarah pada pabrik pembuat komponen.
Problem Material
Kebutuhan
ideal yang harus dipenuhi dalam teknik konstruksi bangunan dengan sistem
konstruksi prefabrikasi :
- Kemampuan pembuatan melalui
metode mekanis (beban bawaan dan komponen yang tertutup).
- Kemungkinan sambungan dan
koneksi struktural yang layak dan memungkinkan untuk dibuat dengan cara
yang paling sederhana.
- Secara simultan kemungkinan
untuk pelaksanaan fungsinya akibat beban bawaan dan lketerbatasan ruang
geraknya.
Hal
yang paling penting adalah bahwa material harus memiliki kualifikasi
sebagai berikut :
- Mengisolasi panas, tahan
air dan anti pembusukan.
- Anti api dan dapat dicetak
secara volumetric.
- Dapat dipaku dan digergaji
sehingga memungkinkan untuk perubahan.
- Tidak banyak membutuhkan
pemeliharaan (maintenance).
- Memiliki kekuatan yang tinggi.
Keuntungan dan Permasalahan
Konstruksi Prefabrikasi
Beberapa
keuntungan konstruksi prefabrikasi dalam industri bangunan adalah :
- Waktu konstruksi yang lebih
cepat, sejak pekerjaan struktur di tapak, konstruksi pondasi dan pendirian
komponen prefabrikasi.
- Jumlah material yang dibutuhkan
tidak berkurang
- Produksi unit precast dalam
skala luas menjadikan lebih praktis untuk menggunakan mesin dan karenanya
kebutuhan jumlah pekerja yang terlalu banyak dapat diatasi
- Pengurangan kebutuhan tenaga
kerja manusia dan menuntut memiliki keahlian yang lebih
- Kualitas yang dihasilkan lebih
baik sebagai hasil proses pabrik yang selalu di bawah pengawasan yang
ketat dan tetap, penggunaan mesin dan lingkungan kerja yang rapi
- Pekerjaan konstruksi dapat
dilaksanakan tanpa tergantung pada kondisi cuaca
Permasalahan
dalam konstruksi prefabrikasi adalah :
- Transportasi komponen dari
pabrik ke proyek
- Kesulitan dalam penanganan di
lapangan khususnya dalam erection (pendirian), lifting (pengangkatan) dan
connecting (penyambungan pada saat finalisasi konstruksi)
- Pelaksanan yang demikian berarti
ada tambahan biaya dan problem teknis.
Sejarah Perkembangan Sistem Pracetak
Beton
adalah material konstruksi yang banyak dipakai di Indonesia, jika dibandingkan
dengan material lain seperti kayu dan baja. Hal ini bisa dimaklumi, karena
bahan-bahan pembentukannya mudah terdapat di Indonesia, cukup awet, mudah
dibentuk dan harganya relatif terjangkau. Ada beberapa aspek yang dapat menjadi
perhatian dalan sistem beton konvensional, antara lain waktu pelaksanaan yang
lama dan kurang bersih, kontrol kualitas yang sulit ditingkatkan serta
bahan-bahan dasar cetakan dari kayu dan triplek yang semakin lama semakin mahal
dan langka.
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era millennium baru ini. Pada dasarnya sistem ini melakukan pengecoran komponen di tempat khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi (transportasi ) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi). Keunggulan sistem ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi cepat dan massal, pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan kualitas produk yang baik. Perbandingan kualitatif antara struktur kayu, baja serta beton konvensional dan pracetak dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era millennium baru ini. Pada dasarnya sistem ini melakukan pengecoran komponen di tempat khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi (transportasi ) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi). Keunggulan sistem ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi cepat dan massal, pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan kualitas produk yang baik. Perbandingan kualitatif antara struktur kayu, baja serta beton konvensional dan pracetak dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan di Indonesia, baik yang sistem dikembangkan di dalam negeri maupun yang didatangkan dari luar negeri. Sistem pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom plat pantai. Permasalahan mendasar dalam perkembangan sistem pracetak di Indonesia saat ini adalah :
- Sistem ini relatif baru
- Kurang tersosialisasikan
jenisnya, produk dan kemampuan sistem pracetak yang telah ada
- Serta kendala sambungan antar
komponen untuk sistem pracetak terhadap beban gempa yang selalu menjadi
kenyataan
- Belum adanya pedoman resmi
mengenai tata cara analisis, perencanaan serta tingkat kendala khusus
untuk sistem pracetak yang dapat dijadikan pedoman bagi pelaku konstruksi.
Perkembangan Sistem Pracetak Di
Dunia
Sistem
pracetak jaman modern berkembang mula-mula di Negara Eropa. Struktur pracetak
pertama kali digunakan adalah sebagai balok beton precetak untuk Casino di
Biarritz, yang dibangun oleh kontraktor Coignet, Paris 1891. Pondasi beton
bertulang diperkenalkan oleh sebuah perusahaan Jerman, Wayss & Freytag di
Hamburg dan mulai digunakan tahun 1906. Th 1912 beberapa bangunan bertingkat
menggunakan sistem pracetak berbentuk komponen-komponen, seperti dinding, kolom
dan lantai diperkenalkan oleh John.E.Conzelmann.
Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di Jerman oleh Philip Holzmann AG, Dyckerhoff & Widmann G Wayss & Freytag KG, Prteussag, Loser dll. Sistem pracetak tahan gempa dipelopori pengembangannya di Selandia Baru. Amerika dan Jepang yang dikenal sebagai negara maju di dunia, ternyata baru melakukan penelitian intensif tentangt sistem pracetak tahan gempa pada tahun 1991. Dengan membuat program penelitian bersama yang dinamakan PRESS ( Precast seismic Structure System).
Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di Jerman oleh Philip Holzmann AG, Dyckerhoff & Widmann G Wayss & Freytag KG, Prteussag, Loser dll. Sistem pracetak tahan gempa dipelopori pengembangannya di Selandia Baru. Amerika dan Jepang yang dikenal sebagai negara maju di dunia, ternyata baru melakukan penelitian intensif tentangt sistem pracetak tahan gempa pada tahun 1991. Dengan membuat program penelitian bersama yang dinamakan PRESS ( Precast seismic Structure System).
Perkembangan Sistem Pracetak Di
Indonesia
Indonesia
telah mengenal sistem pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang,
balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak tahun 1970an. Sistem pracetak
semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem
Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall
(1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem
Bresphaka (1999) dan siste4m T-Cap (2000).
Permasalahan Umum Pada Pengembangan
Sistem Beton Pracetak
Ada
tiga masalah utama dalam pengembangan sistem pracetak :
- Kendala sambungan antar
komponen
- Belum adanya suatu pedoman
perencanaan khusus untuk sistem struktur pracetak
- Kerjasama dengan perencana di
bidang lain yang terkait, terutama dengan pihak arsitektur dan
mekanikal/elektrikal/plumbing.
Sistem Pracetak Beton
Pada pembangunan struktur dengan
bahan beton dikenal 3 (tiga) metode pembangunan yang umum dilakukan, yaitu
sistem konvensional, sistem formwork dan sistem pracetak.
Sistem konversional adalah metode yang menggunakan bahan tradisional kayu dan triplek sebagai formwork dan perancah, serta pengecoran beton di tempat. Sistem formwork sudah melangkah lebih maju dari sistem konversional dengan digunakannya sistem formwork dan perancah dari bahan metal. Sistem formwork yang telah masuk di Indonesia, antara lain sistem Outinord dan Mivan. sistem Outinord menggunakan bahan baja sedangkan sistem Mivan menggunakan bahan alumunium.
Pada sistem pracetak, seluruh komponen bangunan dapat difabrikasi lalu dipasang di lapangan. Proses pembuatan komponen dapat dilakukan dengan kontol kualitas yang baik.
Sistem konversional adalah metode yang menggunakan bahan tradisional kayu dan triplek sebagai formwork dan perancah, serta pengecoran beton di tempat. Sistem formwork sudah melangkah lebih maju dari sistem konversional dengan digunakannya sistem formwork dan perancah dari bahan metal. Sistem formwork yang telah masuk di Indonesia, antara lain sistem Outinord dan Mivan. sistem Outinord menggunakan bahan baja sedangkan sistem Mivan menggunakan bahan alumunium.
Pada sistem pracetak, seluruh komponen bangunan dapat difabrikasi lalu dipasang di lapangan. Proses pembuatan komponen dapat dilakukan dengan kontol kualitas yang baik.
Metode Pelaksanaan Beton Pracetak
Beton
pracetak adalah beton yang dicetak di beberapa lokasi (baik yang di cetak di
lingkungan maupun di pabrik-pabrik). Menurut SKSNI T-15-1991-03 beton
pracetak adalah komponen beton yang dicor di tempat yang bukan merupakan posisi
akhir dalam suatu struktur. Kekuatan beton yang dipakai sekitar 4000 sampai
6000 psi dan dengan kekuatan lebih tinggi. Beton cor di tempat memerlukan
lebih banyak bekisting dan minimal dalam pemakaian ulang maksimal 10 kali,
sedang untuk beton pracetak bekisting kayu atau fiber glass bisa di pakai
sampai 50 kali dengan sedikit perbaikan.
Besi
Tulangan Balok Pracetak
Pengecoran
Beton Pracetak
Beton
Pracetak Yang Sudah Dicor
Perakitan
Beton Pracetak
Pengangkutan
elemen pracetak tersebut akan dipasang minimal harus mempertimbangkan sebagai
berikut :
- Berapa lama waktu yang
diperlukan untuk mencapai lokasi.
- Jadwal pemasangan elemen
pracetak sesuai jadwal rencana.
- Alternatif jalan lain yang
dilewati seandainya ada satu jalan terjadi hambatan.
- Daya tampung lokasi proyek
dalam menerima pengiriman elemen pracetak.
- Kemampuan crane dalam
mengangkat elemen pracetak.
Dalam
pemasangan elemen pracetak ke lokasi posisi terakhirnya,beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah :
- Site Plan
- Peralatan
- Siklus Pemasangan
- Tenaga Kerja
Site
Plan
Site Plan yang ada maka akan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut :
Site Plan yang ada maka akan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut :
- Dapat menempatkan posisi crane
di lokasi proyek sehingga dapat difungsikan semaksimal dalam elemen-elemen
pracetak ke posisi terakhirnya.
- Dapat direncanakan tempat
penumpukan elemen pracetak yang memudahkan pengaturannya.
Peralatan
Dalam penggunaan elemen pracetak,menjadi pertimbangan adalah :
Dalam penggunaan elemen pracetak,menjadi pertimbangan adalah :
- Beberapa crane yang diperlukan
dalam suatu proyek agar dapat digunakan semaksimal mungkin .
- Berapa radius perputaran crane.
- Peralatan pembantu serta jumlah
kebutuhan guna mendukung siklus pemasangan elemen pracetak seperti
truk,dan lain sebagainya.
Siklus
Pemasangan
Secara garis besar siklus pemasangan dari elemen pracetak dapat dijabarkan sebagai berikut :
Secara garis besar siklus pemasangan dari elemen pracetak dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Pengecoran
elemen poer
- Pemasangan
elemen balok
- Pemasangan
elemen pelat
- Pengecoran
over topping
Beberapa
tipe elemen pracetak adalah
- POER PRECAST
- BALOK PRECAST
- HALF SLAB PRECAST
- PLANK FENDER PRECAST
- DOLPHIN
- KANSTEEN PRECAST
0 comments:
Post a Comment