Sunday 25 March 2018

BRIDGE MANAGEMENT SYSTEM

FUNGSI JEMBATAN
BERDASARKAN FUNGSINYA, JEMBATAN DI BEDAKAN MENJADI 3 TIPE :
1.Jembatan Jalan Raya ( Highway bridge ). 
2. Jembatan Kereta api ( Railway bridge ). 
3. Jembatan pejalan kaki atau penyebrangan ( Pedestrian bridge ). 

BAGIAN JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN DI BAGI DALAM 3 BAGIAN :
1.STRUKTUR ATAS ( SUPERSTRUCTURES ) : Gelagar,  balok diafragma, ikatan pengaku ( angin dan melintang ), tumpuan ( bearing ). 
2. STRUKTUR BAWAH ( SUBSTRUCTERS ) : Pangkal jembatan ( abutment ),  pilar jembatan ( pier ). 
3. PONDASI ( FOUNDATIONS ).  Jenis pondasi : Telapak, sumuran, tiang.

PERANCANGAN JEMBATAN
1. Pokok – pokok perencanaan jembatan : 1.Kekuatan dan stabilitas struktur Unsur-unsur tersendiri harus mempunyai kekuatan memadai untuk menahan beban ULS - keadaan batas ultimate, dan struktur sebagai kesatuan keseluruhan harus berada stabil pada pembebanan tersebut. Beban ULS didefenisikan sebagai beban - beban yang mempunyai 5% kemungkinan terlampaui selama umur struktur rencana.

2. Kenyamanan dan keamanan Bangunan bawah dan pondasi jembatan harus berada tetap dalam keadaan layan pada beban SLS - keadaan batas kelayanan. Hal ini berarti bahwa struktur tidak boleh mengalami retakan, lendutan atau getaran sedemikian sehingga masyarakat menjadi khawatir atau jembatan menjadi tidak layak untuk penggunaan atau mempunyai pengurangan berarti dalam umur kelayanan. Pengaruh-pengaruh tersebut tidak diperiksa untuk beban ULS, tetapi untuk beban SLS yang lebih kecil dan lebih sering terjadi dan didefenisikan sebagai beban-beban yang mempunyai 5% kemungkinan terlampaui dalam satu tahun.

3. Kemudahan ( pelaksanaan dan pemeliharaan ) Pemilihan rencana harus mudah dilaksanakan. Rencana yang sulit dilaksanakan dapat menyebabkan pengunduran tak terduga dalam proyek dan peningkatan biaya, sehingga harus dihindari sedapat mungkin.

4. Ekonomis Rencana termurah sesuai pendanaan dan pokok-pokok rencana lainnya adalah umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan pada biaya umur total struktur yang mencakup biaya pemeliharaan, dan tidak hanya pada biaya permulaan konstruksi.

5. Pertimbangan aspek lingkungan, sosial dan aspek keselamatan jalan. Keawetan dan kelayanan jangka panjang. Bahan struktural yang dipilih harus sesuai dengan lingkungan, misalnya jembatan rangka baja yang digalvanisasi tidak merupakan bahan terbaik untuk penggunaan dalam lingkungan laut agresif garam yang dekat pantai.

6. Estetika Struktur jembatan harus menyatu dengan pemandangan alam dan menyenangkan untuk dilihat. Penampilan yang baik umumnya dicapai tanpa tambahan dekorasi.

RUJUKAN PERENCANAAN
A. Perencanaan struktur jembatan harus mengacu pada : 
1. Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS’92 dengan revisi pada : a. Bagian 2 Pembebanan jembatan, SK.SNI T-02-2005 (Kepmen PU No.498/KPTS/M/2005) b. Bagian 6 Perencanaan Struktur Beton jembatan, SK.SNI T-12-2004 (Kepmen PU No. 260/KPTS/M/2004) c. Bagian 7 Perencanaan Struktur baja jembatan SK.SNI T-03-2005 (Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005) 
2. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan (SNI 03-28832008)
PARAMETER PERENCANAAN

PARAMETER PERENCANAAN
1. Umur Rencana Jembatan 
2. Pembebanan Jembatan 
3. Penentuan bentang 
4. Material 
5. Perencanaan bangunan atas 
6. Perencanaan bangunan bawah 
7. Perencanaan pondasi jembatan 
8. Prosedur Opersional Standar ( POS ) 
9. Pemeriksaan jembatan


0 comments:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *