This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday 28 February 2015

AMDAL

Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Manfaat AMDAL| Dalam pengertian, fungsi, tujuan dan manfaat AMDAL merupakan jawaban dari teman-teman tentang pertanyaan "Apa sih itu AMDAL?.". untuk mengetahui AMDAL kita harus membahas keseluruhan tentang AMDAL seperti tema diatas dengan menyajikan point-point seperti pengertian, fungsi, tujuan, dan manfaat agar kita mengetahui AMDAL itu secara detail. Pertama-tama mari kita mulai dengan Pengertian AMDAL. Pengertian AMDAL adalah suatu proses dalam studi formal untuk memperkirakan dampak lingkungan atau rencana kegiatan proyek dengan bertujuan memastikan adanya masalah dampak lingkungan yang di analisis pada tahap perencanaan dan perancangan proyek sebagai pertimbangan bagi pembuat keputusan. 

AMDAL adalah singkatan dari Analisis Dampak Lingkungan. Pengertian AMDAL menurut PP No. 27 Tahun 1999 yang berbunyi bahwa pengertian AMDAL adalah Kajian atas dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan. AMDAL adalah analisis yang meliputi berbagai macam faktor seperti fisik, kimia, sosial ekonomi, biologi dan sosial budaya yang dilakukan secara menyeluruh. 
"Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Manfaat AMDAL" 
Alasan diperlukannya AMDAL untuk diperlukannya studi kelayakan karena dalam undang-undang dan peraturan pemerintah serta menjaga lingkungan dari operasi proyek kegiatan industri atau kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Komponen-komponen AMDAL adalah PIL (Penyajian informasi lingkungan), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis dampak lingkungan), RPL ( Rencana pemantauan lingkungan), RKL (Rencana pengelolaan lingkungan).  Tujuan AMDAL adalah menjaga dengan kemungkinan dampak dari suatu rencana usaha atau kegiatan sehingga.

Tujuan AMDAL merupakan penjagaan dalam rencana usaha atau kegiatan agar tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Adapun Fungsi AMDAL adalah sebagai berikut.. 
  • Bahan perencanaan pembangunan wilayah
  • Membantu proses dalam pengambilan keputusan terhadap kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
  • Memberikan masukan dalam penyusunan rancangan rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan
  • Memberi masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
  • Memberikan informasi terhadap masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan
  • Tahap pertama dari rekomendasi tentang izin usaha
  • Merupakan Scientific Document dan Legal Document
  • Izin Kelayakan Lingkungan
Dilihat dari fungsi AMDAL yang sangat menjaga rencana usaha dan/atau kegiatan usaha sehingga tidak merusak lingkungan, maka terlihat begitu besar Manfaat AMDAL. Manfaat AMDALantara lain sebagai berikut... 

1. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah 
  •  Mencegah dari pencemaran dan kerusakan lingkungan. 
  •  Menghindarkan konflik dengan masyarakat. 
  •  Menjaga agar pembangunan sesuai terhadap prinsip pembangunan berkelanjutan. 
  •  Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup. 
 2. Manfaat AMDAL bagi Pemrakarsa. 
  • Menjamin adanya keberlangsungan usaha. 
  • Menjadi referensi untuk peminjaman kredit. 
  • Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar untuk bukti ketaatan hukum. 
3. Manfaat AMDAL bagi Masyarakat
  •  Mengetahui sejak dari awal dampak dari suatu kegiatan. 
  •  Melaksanakan dan menjalankan kontrol. 
  • Terlibat pada proses pengambilan keputusan.

Konsultan Managemen Kontruksi


KONSULTAN MANAGEMEN KONSTRUKSI



Pemilik proyek adalah badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai kepentingan untuk mendirikan bangunan dan memiliki kesanggupan untuk menyediakan dana untuk merealisasikan proyek tersebut.
Pada ‘tempat penulis kerja praktek’owner sebagai pemilik proyek sekaligus menjabat sebagai konsultan managemen konstruksi. Tugas dan kewajibannya adalah menyediakan dana untuk perencanaan dan pelaksanaan proyek, menyediakan lahan atau tanah yang akan digunakan sebagai tempat pembangunan proyek, dan memberikan wewenang kepada pihak-pihak tertentu untuk mengelola bangunan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati serta ikut mengawasi dalam pelaksanaan pembangunan proyek.
Sebagai pemilik sekaligus konsultan manajemen proyek, owner/konsultan MKmempunyai wewenang yang meliputi:
  1. Meminta laporan dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan kepada pelaksana proyek baik secara lisan maupun tulisan.
  2. Menghentikan atau menolak hasil pekerjaan apabila dalam pelaksanaan menyimpang dari spek yang telah ditentukan.
  3. Mengesahkan adanya perubahan baik didalam desain maupun pekerjaan.
  4. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan mempertimbangan segala resiko yang akan dihadapi.
  5. Mengarahkan, mengelola, serta mengkoordinasikan pelaksanaan kontraktor dalam aspek mutu, biaya, waktu, dan keselamatan dalam pekerjaan.
  6. Mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh konsultan perencana dan kontraktor. Rapat diadakan seminggu sekali.
  7. Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing).
  8. Membuat laporan kemajuan pekerjaan di lapangan.
Adapun struktur organisasi owner/konsultan MK seperti pada lampiran laporan. Dalam proyek ini, sesuai dengan struktur organisasi yang terlampir, konsultan MK terdiri dari:
  1. Pengawas struktur, dengan uraian tugas sebagai berikut.
1)       Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor dalam bidang struktur.
2)       Mengawasi serta mengontrol surveyor dan supervisor kontraktor pada pekerjaan struktur dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
3)       Memeriksa dan memberikan persetujuan ijin kerja, penggunaan/ pengetesan  material, schedule kerja dan berita acara kemajuan pekerjaan kontraktor dibidang struktur, jika sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan.
4)       Menghadiri rapat mingguan yang diadakan oleh kontraktor.
5)       Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang struktur.
6)       Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor pada pekerjaan struktur bila terjadi penyimpangan pekerjaan struktur.
  1. Pengawas arsitek, dengan uraian tugas sebagai berikut.
1)       Mengontrol kesesuaian gambar kerja dan spesifikasi yang berkaitan dengan rancangan arsitek dari pekerjaan kontraktor/sub kontraktor di lapangan.
2)       Mencatat dan melaporkan pekerjaan kontraktor/sub kontraktor yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi arsitek.
3)       Memberikan/membuat laporan hasil kerja kontraktor/sub kontraktor dalam bidang arsitek.
4)       Memerintahkan  supervisor kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar dan spesifikasi arsitek yang telah ditentukan bila terdapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
  1. Pengawas mechanical & electrical (ME), dengan tugas sebagai berikut.
1)         Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor pada pekerjaan M/E.
2)         Mengawasi dan mengontrol supervisor kontraktor M/E dalam pelaksanaan tugas.
3)         Membantu kontraktor membuat laporan mingguan di bidang M/E.
4)         Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang M/E.
5)         Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor M/E ataupun sub kontraktor bila terjadi penyimpangan pekerjaan di bidang M/E.

Hidrologi Terapan

HHidrologi Dalam Teknik Sipil

Hidrologi Terapan



Hidrologi adalah: ilmu yang mempelajari tentang terjadinya air, pergerakan air, dan distribusi air di bumi, baik di atas, pada maupun di bawah permukaan bumi, tentang sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubungannya dengan kehidupan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masalah Kuantitas dan Kualitas air di bumi, Ilmu ini dapat dikategorikan menjadi 2 bagian:
· Hidrologi Pemeliharaan/Operational Hydrologie
Menyangkut pemasangan alat-alat ukur berikut penentuan jaringan stasiun pengamatannya, pengumpulan data hidrologi (termasuk kegiatan pengamatan elemenelemen hidrologi), pengolahan data mentah dan publikasi data.

· Hidrologi Terapan/Applied Hydrology

Ilmu terapan adalah ilmu yang langsung berhubungan dengan penggunaan hokum-hukum yang berlaku menurut ilmu-ilmu murni/pure science pada kejadian praktek dalam kehidupan. Hidrologi terapan menyangkut analisa hidrologi pada lingkungan.
Contoh:

Pada kegiatan perencanaan reservoir yang bertujan untuk mengendalikan banjir dan mengatasi kebutuhan air, tercakup beberapa step analisa hidrologi adalah:
— Menghitung air permukaan yang tersedia
— Memperkirakan kehilangan air (akibat penguap, rembesan dan sebagajnya)
— Memperkirakan kebutuhan air (domestik, pertanian, perindustrian)
— Memperkirakan banjir rencana ( design flood).
— Memperkirakan kapasitas/volume reservoir dan tinggi maksimum dalam reservoir , Setelah itu baru dilanjutkan dengan perencanaan bangunan air ,yaitu:
— Merencanakan bangunan pengendali banjir.
— Merencanakan bangunan drainase pada daerah perkotaan atau daerah aliran.
— Merencanakan/menentukan bentuk dan ukuran konstruksi dan lain-lain

makalah sarana dan prasarana transportasi

makalah sarana dan prasarana transportasi (geografi transport dan permukiman)



BAB II
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan total wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat keempat dari 10 negara berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa sarana transportasi yang memadai maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.
Dalam hidup ini, manusia akan sering mengalami perpindahan tempat dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan wahana atau digerakkan oleh mesin, yang disebut dengan transportasi. Semua  manusia melakukan kegiatan perjalanan. Perjalanan tersebut bisa dilakukan berbabagai cara ternasuk juga melalui jalur darat, laut dan udara.
            Sarana transportasi yang ada di darat, laut,
 maupun udara memegang peranan vital dalam berbagai aspek termasuk sosial dan ekonomi  melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil pembangunan yang ada.
            Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani kinerja sistem transportasi yang ada.

Rumusan Masalah
1.      Apa yang menjadi sarana dan prasarana dari transportasi?
2.      Bagaimana pengaruh s sarana dan prasarana dari transportasi tersebut?





BAB II
PEMBAHASAN

SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI

  TRANSPORTASI UDARA
 Sarana
Pesawat terbang atau pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat saja adalah kendaraan yang mampu terbang di atmosfir atau udara
 prasarana
·         Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
·         Menurut ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
·         Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah “lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat”.
Pengelolaan infrastruktur dan transportasi Bandar udara
            Bandar udara atau Bandara pada zaman sekarang tidak saja sebagai tempat berangkat dan mendaratnya pesawat, naik turunnya penumpang, barang (kargo) dan pos, namun bandara telah menjadi suatu kawasan yang begitu penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah disekitar, karena itu penataan ruang dan kawasan menjadi sangat penting bagi daerah-daerah disekitar bandara.
                        Pengelolaan bandara merupakan salah satu unsur yang menarik dan perlu diperhatikan. Bandara sebagai penghubung antara dunia internasional dengan dalam negeri merupakan hal yang wajib dikelola secara professional. Bandara / bandar udara mencakup suatu kumpulan aneka kegiatan yang luas dengan berbagai kebutuhan yang berbeda dan sering bertentangan. Bandara merupakan terminal tentunya. Definisi terminal adalah suatu simpul dalam sistem jaringan perangkutan. Oleh karena itu bandara dapat kita samakan dengan terminal, yang mempunyai fungsi pokok sebagai tempat :
·          Sebagai pengendali dan mengatur lalu lintas angkutan udara dalam hal ini adalah pesawat.
·         Sebagai tempat pergantian moda bagi penumpang.
·         Sebagai tempat naik atau turun penumpang dan bongkar muat barang/muatan
·         Sebagai tempat operasi berbagai jasa seperti: perdagangan, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.
·         Sebagai elemen tata ruang wilayah, yakni titik tumbuh dalam perkembangan wilayah.
·         Dalam melakukan pengelolaan bandara yang baik tentunya harus didasarkan pada usaha yang efektif dan efisien. Efektif dan Efisien adalah dua konsepsi utama untuk mengukur kinerja pengelolaan / manajemen :
A.    Definisi efektif adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat disamakan dengan memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau cara/metoda yang tepat untuk mencapai tujuan Efektif ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini : 
·         Kapasitas Mencukupi. Dalam artian prasarana dan sarana cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa.
·         Terpadu. Dalam artian antarmoda dan intramoda dalam jaringan pelayanan saling berkaitan dan terpadu.
·         Cepat dan Lancar. Dalam artian penyelenggaraan layanan angkutan dalam waktu singkat, dengan indikasi kecepatan arus per satuan waktu.
B.      Definisi efisien adalah kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan benar, memperoleh keluaran (hasil, produktivitas, kinerja) yang lebih tinggi daripada masukan (tenaga kerja, bahan, uang, mesin, dan waktu) yang digunakan meminimumkan biaya penggunaan sumber daya untuk mencapai keluaran yang telah ditentukan, atau memaksimumkan keluaran dengan jumlah masukan terbatas. [Handoko, 1998; 7] . Efisien ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini :
1.    Biaya terjangkau. Dalam artian penyediaan layanan angkutan sesuai dengan tingkat daya beli masyarakat pada umumnya dengan tetap memperhatikan kelangsungan hidup usaha layanan jasa angkutan.
2.   Beban publik rendah. Artinya pengorbanan yang harus ditanggung oleh masyarakat sebagai konsekuensi dari pengoperasian sistem perangkutan harus minimum, misalnya: tingkat pencemaran lingkungan.
3.   Memiliki kemanfaatan yang tinggi. Dalam artian tingkat penggunaan prasarana dan sarana optimum, misalnya: tingkat muatan penumpang dan/atau barang maksimum.
4.   Selain itu juga ada faktor lain yang mempengaruhi juga untuk mengukur kinerja pengelolaan / manajemen agar berkualitas baik yaitu ke-andalan bandara tersebut.
C.     Definisi andal adalah pelayanan yang dapat dipercaya, tangguh melakukan pelayanan sesuai dengan penawaran atau “janji”-nya dan harapan/ tuntutan konsumen. Andal ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini :
1.      Tertib. Dalam artian penyelenggaraan angkutan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku di masyarakat.
2.      Tepat dan Teratur. Berarti dapat diandalkan, tangguh, sesuai dengan jadwal dan ada kepastian.
3.      Aman dan Nyaman. Dalam artian selamat terhindar dari kecelakaan, bebas dari gangguan baik eksternal maupun internal, terwujud ketenangan dan kenikmatan dalam perjalanan.
             Bandara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi udara dewasa ini memiliki peran yang sangat penting sebagai salah satu pintu gerbang negara dari negara lain. Selain itu juga bandara merupakan salah satu infrastruktur transportasi yang wajib ada dalam setiap negara ini sangat berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena setiap waktu terjadi pergerakan lalu-lintas pesawat yang datang dan pergi ke atau dari sebuah bandar udara baik dari dalam maupun luar negeri, yang meliputi data pesawat, data penumpang, data barang angkutan berupa cargo, pos dan bagasi penumpang yang tentunya hal ini berarti terjadi aktivitas ekonomi.
                        Pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur bandara tentunya hal yang mutlak dan wajib dilakukan oleh operator bandara agar terjadi kelancaran dalam kegiatan yang berlangsung dibandara tersebut. Hal yang perlu dicermati adalah cara pengelolaan bandara tersebut harus sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan dan pemeliharaan yaitu efektifitas, efisien, dan andal. Dimana dengan menerapkan hal tersebut, maka bandara tersebut agar sesuai kualitasnya dengan standar internasional.
            Bandara dewasa ini memiliki peran sebagai front input dari suatu rantai nilai transportasi udara, dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang maupun manusia yang aman, efektif, dan efisien sesuai standar yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu sangat dituntut adanya kebijakan umum yang sanggup menjamin terwujudnya tata manajemen bandara yang paling efisien, efektif dan andal dalam pengelolaannya.
TRANSPORTASI DARAT
Sarana Angkutan Jalan Raya :
Angkutan Jalan adalah kendaraan yang  diperbolehkan untuk menggunakan jalan. Angkutan jalan ini diantaranya adalah :
1.      Sepeda Motor, adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3 (tiga) tanpa atap baik dengan atau tanpa kereta di samping.
2.      Mobil Penumpang, adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
3.      Mobil Bus, adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
4.      Mobil Barang, adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.
Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor yang lazim digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun di desa. Diantaranya adalah : sepeda, becak, bajaj, bemo dan delman.
Sarana Angkutan Kereta Api :
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif besar sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antar negara.


Prasarana Transportasi Darat :
Jalan dan Jembatan,  adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Rel Kereta, digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup, penambat, atau penambat e (seperti penambat Pandrol).
Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang digunakan. Puku ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu, sedangkan penambat e digunakan untuk bantalan beton atau semen.
Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau dikenal sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan lenturan rel akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih elastis ketimbang bantalan beton.
Terminal Transportasi :
ü  Terminal bandar udara, sebuah bangunan di bandara
ü  Terminal bus, sebuah fasilitas transportasi jalan
ü  Stasiun terminal, sebuah stasiun kereta penumpang
ü  Terminal container, fasilitas yang menangani perkapalan
Stasiun Kereta Api, adalah tempat di mana para penumpang dan barang  dapat naik-turun dalam memakai sarana transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta api.
Stasiun kereta api umumnya terdiri atas tempat penjualan tiket, peron atau ruang tunggu, ruang kepala stasiun, dan ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf, dan lain sebagainya. Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih banyak daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon penumpang kereta api, seperti ruang tunggu, restoran, toilet, mushalla, area parkir, sarana keamanan (polisi khusus kereta api), sarana komunikasi, depo lokomotif, dan sarana pengisian bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang dibangun pada zaman Belanda, umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian rata-rata wilayah itu dari permukaan laut, misalnya Stasiun Bandung di bawahnya ada tulisan plus-minus 709 meter.
Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api sementara jalur lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir.
Pada stasiun besar, umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang juga berguna untuk keperluan langsir. Pada halte umumnya tidak diberi jalur tambahan serta percabangan. Pada masa lalu, setiap stasiun memiliki pompa dan tangki air serta jembatan putar yang dibutuhkan pada masa kereta api masih ditarik oleh lokomotif uap.Karena keberadaan stasiun kereta api umumnya bersamaan dengan keberadaan sarana kereta api di Indonesia yang dibangun pada masa zaman Belanda, maka kebanyakan stasiun kereta api merupakan bangunan lama yang dibangun pada masa itu. Sebagian direstorasi dan diperluas, sedangkan sebagian yang lain ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Kebanyakan kota besar, kota kabupaten, dan bahkan kecamatan di Jawa dihubungkan dengan jalur kereta api sehingga di kota-kota tersebut selalu dilengkapi dengan stasiun kereta api.
Halte, adalah tempat pemberhentian sementara untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Sekarang ini sering dikenal halte bus dan angkutan kota, dahulu ada juga halte kereta api.
ATCS, Sistem Kendali Lalu lintas Kendaraan atau Auto Traffic Control System (ATCS) adalah pengendalian  lalu lintas dengan menyelaraskan waktu lampu merah pada jaringan jalan raya.
TRANSPORTASI LAUT
Sarana
Kapal, adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb) seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah  inggris, dipisahkan antara  ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Berabad-abad lamanya kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi sungai atau lautan.
Feri, adalah sebuah sebuah kapal transportasi jarak dekat.Feri mempunyai peranan penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota pesisir pantai, membuat transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya lebih kecil dibandingkan jembatan atau terowong.
Sampan (bahasa Tionghoa) adalah sebuah perahu kayu tiongkok yang memiliki dasar yang relatif datar, dengan ukuran sekitar 3,5 hingga 4,5 meter yang digunakan sebagai alat transportasi sungai dan danau atau menangkap ikan. Sampan dapat mengangkut penumpang  2 – 8 orang, tergantung ukuran sampan. Sampan ada kalanya memiliki atap kecil dan dapat digunakan sebagai tempat tinggal permanen di perairan dekat darat. Sampan biasanya tidak digunakan untuk berlayar jauh dari daratan karena jenis perahu ini tidak memiliki perlengkapan untuk menghadapi cuaca yang buruk.
Kata “sampan” secara harafiah berarti “tiga lembar papan” dalam bahasa Kanton, dari kata Sam (tiga) dan pan (papan). Kata ini digunakan untuk merujuk pada rancangan perahu ini, yang terdiri dari sebuah dasar yang datar (dibuat dari selembar papan); dua lembar papan lainnya dipasang di kedua belah sisinya. Sampan digerakkan dengan sepotong galah, dayung  atau dapat pula dipasangi motor di bagian belakangnya.
Prasarana Transportasi Laut :
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan  barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang.
Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan serta menjadi tempat distribusi maupun pasar ikan.
Klasifikasi pelabuhan perikanan ada 3, yaitu: Pelabuhan Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan Nusantara, dan Pelabuhan Perikanan Samudera.
Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi :
·         Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter)
·         Perlindungan dari angin, ombak, dan petir
·         Akses ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk
·         Galangan kapal adalah sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan membuat kapal. Kapal-kapal ini dapat berupa yacht, armada militer, cruisine line, pesawat barang atau penumpang.


PENGARUH SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI

                   Transportasi yaitu perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan. Kelancaran proses transportasi dipengaruhi oleh kondisi ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Jalan dan jembatan termasuk sebagai suatu prasarana pasif yang  yang mendukung lancarnya transportasi di suatu daerah.  Daerah pedesaan, masih sangat terbatas dalam ketersediaan maupun kelancaran sarana dan prasarana transportasinya. Pada dasarnya, transportasi  merupakan  suatu tolak ukur interaksi keruangan antar wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Selain itu, transportasi juga berperan menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat, tak terkecuali di daerah pedesaan.
                   Sarana dan prasarana transportasi memiliki beberapa dampak yang secara langsung maupun tidak langsung dalam masyarakat. Ketersediaan dan lancarnya sarana dan prasarana transportasi menghapuskan perisolasian suatu daerah serta aksesibilitas pun semakin meningkat. Peningkatan ini membuka suatu peradaban baru bagi daerah pedesaan tersebut. Sehingga kemajuan dan modernisasi yang berasal dari daerah pusat pemerintahan dapat dengan mudah masuk.
            Hal ini dapat dilihat dari segi ekonomi, yang mana dengan lancarnya sarana transportasi, pemasaran hasil usaha pun semakin mudah. Selain dipermudah dalam hal pengangkutannya juga dipermudah dalam menciptakan pasar dan penyediaan sarana produksi pertanian atau sarana produksi suatu usaha.
            Selain dari segi ekonomi, dapat juga dilihat dari segi pendidikan. Keterbukaan suatu daerah membuat mudahnya masuk tenaga pengajar ataupun sarana untuk peningkatan pendidikan. Sedangkan dalam bidang kesehatan, seperti yang terlihat pada masyarakat menjadi semakin cepat dalam mencapai rumah sakit atau tenaga medis, sehingga pertolonganpun dapat segera didapatkan. Hal–hal di atas membuktikan bahwa dengan lancarnya sarana dan prasarana transportasi dapat meningkatkan pembangunan suatu desa, baik itu dari beberapa dan termasuk juga kedalam  segi fisik maupun dari segi manusianya.





BAB II
PENUTUP

Kesimpulan
Bahwa sarana dan prasarana trasportasi laut,udara dan darat itu seperti contohnya pada transportasi laut yang menjadi sarana yaitu pesawat itu sendiri sedangkan  bandara yang menjadi aspek utama yang saling mendukung  agar pesawat itu dapat lepas landas dan mendarat dalam hubungannya dengan pengangkutan penumpang itu sendiri.
      Pengaruh dari sarana dan prasarana itu  adalah Sarana dan prasarana transportasi memiliki beberapa dampak yang secara langsung maupun tidak langsung dalam masyarakat. Ketersediaan dan lancarnya sarana dan prasarana transportasi menghapuskan perisolasian suatu daerah serta aksesibilitas pun semakin meningkat. Peningkatan ini membuka suatu peradaban baru bagi daerah pedesaan tersebut. Sehingga kemajuan dan modernisasi yang berasal dari daerah pusat pemerintahan dapat dengan mudah masuk.

Makalah Jembatan

MAKALAH JEMBATAN CABLE STAYED

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi yang menarik. Jembatan mungkin tidak ada artinya bagi orang-orang yang bertempat tinggal di daerah dataran yang rata, tidak didapati adanya sungai, jurang, tebing, ataupun keadaan dimana kita akan berpindah tempat namun ada penghalang di depan kita. Sebaliknya, jembatan dirasa sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal di daerah yang sangat sulit dijangkau, sehingga jembatan sangat di butuhkan sebagai alat penghubung dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang sebagai alat penghubung antara tempat satu dengan tempat yang lain, melainkan sebagai sarana untuk memperlancar kegiatan manusia, serta membantu berkembangnya suatu daerah yang selama ini sulit di akses, apalagi Indonesia ini sebagai negara yang berkembang, akses ke daerah-daerah ataupun ke kota sangat dibutuhkan, dengan adanya jembatan ini sangat membantu hal tersebut.
Ada banyak jenis dan bentuk jembatan yang kita kenal, namun pada makalah ini saya akan memfokuskan pembahasan pada jembatan dengan tipe cable stayed . Hal ini dikarenakan cukup banyak negara yang menggunakan yang metode ini seperti Republik Rakyat Cina, Jepang, Inggris, dan banyak negara baik di eropa dan di asia. Di Indonesia ada 2 jembatan yang menggunakan metode ini yaitu jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Bangkalan atau Pulau Madura, dan jembatan Balerang yang terletak di Batam Kepulauan Riau. Hal ini menunjukkan bahwa jembatan dengan tipe cable stayed mulai digunakan di banyak negara.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan jembatab cable stayed ?
2.      Apa saja komponen jembatan cable stayed ?
3.      Bagaimana Efek Non-linier pada Elemen Struktur jembatan cable stayed ?
4.      Bagaimana Idealisasi Struktur pada jembatan cable stayed ?
                                                       
C.    Manfaat
Manfaat dibuat makalah ini adalah:
1.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami  apa yang di maksud dengan jembatan cable stayed.
2.      Mahasiswa mengetahui komponen-komponen jembatan cable stayed.
3.      Mahasiswa mengetahui efek non-linier pada elemen struktur jembatan cable stayed.
4.      Mahasiswa mengetahui Idealisasi Struktur pada elemen jembatan cable stayed.
5.      Membandingkan jenis jembatan cable stayed dengan jenis jembatan lain.
6.      Makalah  ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu bagi para pembaca.
D.    Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk:
1.      Mengetahui yang dimaksud dengan jembatan cable stayed.
2.      Mengetahui komponen-komponen jembatan cabel stayed.
3.      Mengetahui efek non-linier pada elemen struktur jembatan cable stayed.
4.      Mengetahui idealisasi struktur pada elemen jembatan cable stayed.



BAB II
ISI DAN PEMBAHASA
A.    Pengertian Jembatan Cable Stayed
Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain.
Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
1.      Jembatan plat (slab bridge),
2.      Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
3.      Jembatan gelagar (girder bridge),
4.       Jembatan rangka (truss bridge),
5.       Jembatan pelengkung (arch bridge),
6.      Jembatan gantung (suspension bridge),
7.      Jembatan kabel (cable stayed bridge),
8.      Jembatan cantilever (cantilever bridge).
Jembatan cable stayed adalah salah satu dari beberapa tipe jembatan bentang panjang. Jembatan jenis ini memiliki karakteristik yang menguntungkan dibandingkan dengan tipe jembatan bentang panjang yang lain baik dari segi teknis, ekonomis, maupun estetika.
Sebuah jembatan cable-stayed memang terlihat apik dan indah ketika dipandang.  Jembatan yang mengandalkan tali sebagai penahan beban jembatan diperuntukkan bagi lintasan antar wilayah yang biasanya terpisah oleh sungai, lembah ataupun diatas tanah datar. Konstruksi yang kompleks membuat jembatan sulit untuk dibangun. Namun keindahan kabel bentangan menjadi daya tarik tersendiri bagi jembatan.
Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk yang bervariasi dari segi material yang digunakan maupun segi estetika.
Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada perhitungan semata melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan. Kecenderungan sekarang adalah menggunakan gelagar beton, cast in situ atau prefabricated (pre cast).
Jembatan cable stayed merupakan tipe jembatan bentang panjang yang estetis dan sering digunakan sebagai prasarana transportasi yang penting. Struktur jembatan ini terdiri dari gabungan berbagai komponen struktural seperti pilar, kabel dan dek jembatan. Dek jembatan digantung dengan kabel prategang yang diangkur pada pilar. Dengan demikian, semua gaya-gaya gravitasi maupun lateral yang bekerja pada dek jembatan akan ditransfer ke tanah melalui kabel dan pilar. Kabel akan menerima gaya tarik sedangkan pilar memikul gaya tekan yang sangat besar disamping efek lentur lainnya (Yuskar dan Andi,2005).
1.      Keuntungan
Keuntungan secara umum penggunaan jembatan cable stayed, yaitu:
a.       Tahan terhadap angin
b.      Lebih kaku dibanding dengan jembatan gantung
c.       Mampu menahan beban hingga 5 ton
d.      Murah dalam perawatan karena menggunakan baja
e.       Konstruksi lebih ringan
f.       Cepat dilaksanakan karena sistem komponen baja (pra fabrikasi)
g.      Terputusnya kabel tidak serta merta jembatan menjadi runtuh
Keuntungan jembatan cable stayed dengan jumlah kabek banyak dapat disebutkan sebagai berikut ini.
a.       Jumlah dukungan elastik yang besar menyebabkan lentur yang  sedang pada arah longitudinal dek, baik selama pelaksanaan maupun dalam pengoperasian, membuat metode pelaksanaan sederhana dan ekonomis,
b.      Kabel individual lebih kecil dibandingkan sebuah struktur kabel penggantung yang terkonsentrasi, sederhana dalam pemasangan dan pengangkerannya,
c.       Penggantian kabel relative mudah bila diperlukan, meskipun kabel telah diberi pelinding terhadap korosi.
Jarak antar kabel maksimum tergantung pada parameter, khususnya lebar dan bentuk dek. Jika dek dari baja atai beton komposit, pelaksanaan konstruksi dapat diselesailkan dengan corbelling out, jika kabel yang sangat rapat tidak memberikan keuntungan besar. Sebagai ketentuan umum, jarak antara 15 m dan 25 m dapat digunakan. Penggunaan jarak yang lebih besar masih dapat dimungkinkan dengan alasan tertentu. Jika dek dari beton, design dengan banyak kabel penggantung terpisah 5 m – 10 m memberikan banyak keuntungan dan mungkin sangat penting untik struktur dengan bentang panjang (Walther, 1988).
2.      Kekurangan
Bentang main span terbatas karena keterbatasan sudut kabel. Untuk menambah panjang span, diperlukan pilon yang makin tinggi dengan konsekuensi gaya tekan pada deck makin besar.



B.     Komponen Jembatan Cable Stayed
Pada dasarnya komponen utama jembatan cable stayed terdiri atas sistem kabel, menara atau pylon, dan gelagar.
1.      Sistem kabel
Sistem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam perencanaan jembatan cable stayed. Kabel digunakan untuk menopang gelagar diantara dua tumpuan dan memindahkan beban tersebut ke menara. Secara umum sistem kabel dapat dilihat sebagai tatanan kabel transversal dan tatanan kabel longitudinal. Pemillihan tatanan kabel tersebut didasarkan atas berbagai hal karena akan memberikan pengaruh yang berlainan terhadap perilaki struktur terutama pada bentuk menara dan tampang gelagar. Selain itu akan berpengaruh pula pada metode pelaksanaan, biaya dan arsitektur jembatan. Sebagian besar struktur yang sudah dibangun terdiri atas dua bidang kabel dan diangkerkan pada sisi-sisi gelagar (Walther, 1988). Namun ada beberapa yang hanya menggunakan satu bidang. Penggunaan tiga bidang atau lebih mungkin dapat dipikirkan untuk jembatan yang sangat lebat agar dimensi balok melintang dapat lebih kecil.
a.       Tatanan kabel tranversal
Tatanan kabel tranversal terhadap areah sumbu longitudinal jembatan dapat dibuat satu atau dua bidang dan sebaliknya ditempatkan secara simetri. Ada juga perencana yang menggunakan tiga bidang kabel sampai sekarang belum dapat diterapkan di lapangan.
1)      Sistem satu bidang.
Sistem ini sangat menguntungkan dari segi estetika karena tidak terjadi kabel bersilangan yang terlihat oleh pandangan sehingga terlihat penampilan struktur yang indah. Kabel ditempatkan di tengah-tengah dek dan membatasi dua arah jalur lalu lintas. Kabel ditempatkan ditengah-tengah dek menyebabkan torsi pada dek menjadi besar akibat beban lalu lintas yang tidak simetri dan tiupan angin. Kelemahan tersebut diatasi dengan menggunakan dek kaku berupa gelagar kotak (box girder) yang mempunyai kekakuan torsi yang sangat besar. Penenpatan menara yang mengikuti bidang kabel di tengah dek mengurangi lebar kendaraan sehingga perlu dilakukan penambahan lebar sampai batas minimum yang dibutuhkan. Secara umum jembatan yang sangat panjang atau sangat lebar tidak cocok dengan penggantung kabel satu bidang.
2)      Sistem dua bidang
Penggantung dengan dua bidang dapat berupa dua bidang vertikal sejajar atau dua bidang miring yang pada sisi atas lebih sempit. Penggunaan bidang miring dapat menimbulkan masalah yang pada lalulintas yang lewat diantara dua bidang kabel, terlebih bila jembatan mempunyai bentang yang relative pendek atau menengah. Kemiringan kabel akan sangat curam sehingga mungkin diperlukan pelebaran dek jembatan. Pada ujung balok melintang dimana akan dipasang angker kabel, mungkin akan terjadi kesulitan pada pendetailan struktur, khususnya bila menggunakan beton pratekan. Pengangkeran kabel dapar bertentangan dengan kabel prategang balok melintang.
3)      Sistem tiga bidang
Pada perencanaan jembatan yang sangat lebar atau membutuhkan jalur lalulintas yang banyak, akan ditemui torsi yang sangat besar bila menggunakan sistem kabel satu bidang dan momen lentur yang besar pada tengah balok melintang bila menggunakan sistem dua bidang. Kejadian ini menyebabkan gelagar sangat besar clan menjadi tidak ekonomis lagi. Penggunaan penggantung tiga bidang dapat mengurangi torsi, momen lentur, dan gaya geser berlebihan. Penggunaan penggatung tiga bidang sampai saat ini masih berupa inovasi dan baru sampai pada tahap desain ( Walther, 1988).
2.      Menara
Pemilihan bentuk menara sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika, dan kebutuhan perencanaan serta pertimbangan biaya. Bentuk – bentuk menara dapat berupa rangka portal trapezoidal, menara kembar, menara A, atau menara tunggal. Selain bentuk menara yang telah ada, masih banyak bentuk menara lain namun jarang digunakan seperti menara Y, menara V, dan lain sebagainya. Tinggi menara merupakan fungsi dari panjang panel (Troisky, 1977).
3.      Gelagar
Bentuk gelagar jembatan cable stayed sangat bervariasi namun yang paling sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web (Podolny and Scalzi, 1976). Stiffening truss digunakan ungtuk struktur baja dan solid web digunakan untuk struktur baja atau beton baik beton bertulang maupun beton prategang.
Bentuk yang paling banyak digunakan adalah bentuk solid web karena memiliki kemudahan dalam pekerjaannya .
Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung terbagi atas dua tipe yaitu:
a.       Gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar,
b.      Gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu atau susunan box yang dapat berbentuk persegi panjang atau trapezium.
Susunan dek yang tersusun dari gelagar pelat tidak memiliki kekakuan torsi yang besar sehingga tidak dapat digunakan untuk jembatan yang bentangnya panjang dan lebar atau jembatan yang direncanakan hanya menggunakan satu bidang kabel penggantung. Dek jembatan yang menggunakansatui atau susunan box akan memiliki kekakuan torsi yang sangat besar.  Gelagar beton umumnya berupa gelagar box tunggal yang diberi pengaku pada jarak tertentu.
Solid web yang terbuat dari beton precast mempunyai banyak keuntungan (Zarkasidan Roliansjah, 1995) antara lain:
a.       Struktur dek beton cenderung untuk tidak bergetar dan dapat berbentuk aerodinamis yang menguntungkan,
b.      Komponen gaya horizontal pada kabel akan mengaktifkan gaya tekan pada sistem dek dimana beton sangat cocok untuk menahan gaya desak,
c.       Beton mempunyai berat yang sangat besar sehingga perbandingan beban hidup dan mati menjadi kecil, sehingga perbandingan lendutan akibat beban hidup dan mati tidak besar,
d.      Pemasangan bangunan atas dan kabel yang relatif mudah dengan teknikprestressing masa kini, prefabrikasi, segemental, dan mempunyai kandungan lokal yang tinggi,
e.       Pemeliharaan yang lebih mudah karena beton tidak berkarat seperti pada baja.
Perilaku gelagar sebagau bagian yang terintegral dari sebuah jembatan cable stayedmirip dengan perilaku gelagar menerus di atas peletakan elastis. Akan tetapi selama tahap awal pembangunan dan prapenegangan kabel akibat beban mati, dukungan kabel dapat dianggap sebagai peletakan tetap.

C.    Efek Non-linier pada Elemen Struktur
Struktur jembatan cable stayed merupakan struktur yang mempunyai efek non-linier yang cukup berpengaruh. Meskipun struktur memiliki efek non-linier, perhitungan gaya – gaya dalam dengan mengabaikan sifat non-linier dapat dilakukan dengan memberikan anggapan-anggapan tertentu. Tiga penyebab sifat non-linier adalah sag pada kabel, efek P-delta, dan sifat material.
1.      Non-linier pada Kabel
Akibat berat sendiri kabel menyebabkan terjadinya deformasi sepanjang kabel yang cukup besar sehingga mengurangi kekakuan kabel. Ketidaklinieran kabel terjadi ketika beban yang didukung bertambah dan sag pada kabel berkurang sehingga panjang chord kabel akan bertambah. Untuk menempatkan kabel sebagai komponen yang linier maka modulus kabel harus diidealisasikan. Modulus elastisitas ideal akan diperoleh melalui penurunan rumus dengan memperhatikan kabel miring yang pada ujung bawah diberikan perletakan sendi dan pada ujung atas diberi perletakan bergerak.
2.      Efek P-delta
Efek non-linier ini disebabkan oleh gaya-gaya aksial tekan dan momen lentur yang bekerja secara simultan pada struktur (gelagar dan menara) sehingga terjadi beban yang eksentris. Akibat lendutan yang terjadi pada struktur maka gaya aksial tekan yang bekerja memberikan momen tambahan. Tingkat ketidaklinieran tergantung pada besarnya beban aksial tekan dibandingkan dengan beban euler dan besar lendutan yang dihasilkan akibat beban lentur. Secara umum pengaruh ketidaklinieran akibat efek P-delta dapat dianggap kecil. Anggapan ini tetap digunakan untuk gelagar yang tipis atau menara yang mempunyai momen inersia kecil dengan memberikan pembebanan yang ekstrim dan menguji kebenaran anggapan.
3.      Non-linier pada sifat material
Bahan struktur yang menderita suatu beban aksial tertentu akan mengalami penegangan dan disertai penambahan atau pengurangan panjang sesuai dengan arah beban. Selama beban tersebut masih kecil, pertambahan atau pengurangan panjang akan berbanding lurus dengan tegangan yang terjadi. Bila beban bertambah terus batas perbandingan tetap akan dilampaui dan kurva perbandingan tidak sebanding atau perbandingan antara tengangan dan regangan bahan sudah tidak linier lagi. Sifat non-linier ini dapat diabaikan karena secara umum pembebanan yang terjadi tidak akan menimbulkan tegangan yang berlebihan hingga mendekati beban runtuh.

D.    Idealisasi Struktur
Permodelan elemen struktur dilakukan agar perilaku jembatan dapat dianalisis dan masih dalam ketepatan yang cukup dan perhitungan pada kepentingan struktur dan tingkat perencanaan yang diinginkan. Permodelan itu dapat berupa sistem bidang (plane frame model) atau ruang (space frame model), meliputi seluruh struktur atau sebagian dan dapat melibatkan sejumlah besar elemen tergantung kerumitan struktur (Walther, 1988).
Menara dapat dimodelkan sebafai frame 3D atau elemen solid / pelat tebal (solid/thick plate type element) bila dilakukan analisis lebih lanjut untuk mempelajari masalah lokal misalnya untuk perencanaan dudukan kabel (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995).
Gelagar bisa dimodelkan sebagai elemen batang pada balok memanjang dan melintang dengan menganggap perilakunya sebagai balok elemen dan plat lantai kendaraan sebagaishell type element. Untuk gelagar berbentuk kaku dengan gantungan vertikal dan dianggap dengan perubahan bentuk yang kecil dapat dimodelkan sebagai elemen batang. Modelisasi sebagai elemen membran dapat juga dilakukan jika perilakunya mempunyai perubahan bentuk yang besar misalnya pada jembatan yang menggunakan single plane type. Untuk mempelajari masalah lokal dengan permodelan sebagian dapat dimodelkan sebagai pelat tebal.
Pada kasus penting dan khusus untuk jembatan yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi permodelan dengan sistem ruang perlu dilakukan agar banyak analisis yang dapat diselesaikan meliputi berbagai aspek. Efek angin, gradient temperatur, efek tranversal pada menara, pengaruh beban yang tidak simetri pada jembatan tertentu dapat dianalisis dengan sistem ruang.
Masalah khusus atau lokal pada bagian tertentu struktur perlu diketahui secara pasti karena dapat menjadi kegagalan struktur secara keseluruhan. Peninjauan secara khusus bagian-bagian tertentu dari suatu struktur menggunakan permodelan sebagian.
1.      Analisa Frekuensi Alami dan Mode Shape
Analisis dinamik pada jembatan cable stayed sangat penting dan dapat menjadi suatu tahap analisis yang paling menentukan terutama untuk jembatan yang sangat panjang. Analisis dinamik digunakan untuk mengetahui frekunsi alami dan metode getar struktur.
Beban yang berpengaruh pada struktur jembatan clan berperilaku sebagai beban dinamik adalah beban angin, beban gempa, dan beban dinamik akibat lalulintas. Pengaruh beban dinamis akibat lalulintas sulit ditentukan karena tergantung pada frekuensi dasar dari suspensi kendaraaan dan frekuensi dari getaran lentur jembatan.
Ada tiga jenis permasalahan dinamika struktur (Walther, 1988) yaitu :
a.       Aspek stabilitas aerodinamis,
b.      Aspek struktur tahan gempa,
c.       Aspek efek psikologis.
Permasalahan stabilitas aerodinamik dan struktur anti sesmik sangat penting untuk keamanan keselamatan struktur, berlaku secara umum namun tetap disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan besar kecilnya beban. Sedangkan efek psikologis lebih berpengaruh pada pelayanan dan kenyamanan pemakai yang tergantung pada peraturan –peraturan yang berlaku di suatu tempat atau negara.
Analisa frekuensi alami dilakukan dengan memberikan idealisasi pada struktur dan tetap mendekati perilaku sebenarnya. Idealisasi yang diberikan berupa pengumpulan massa pada titik-titik modal dang menganggap struktur tidak memiliki massa.
2.      Analisis Beban Angin
Dimensi jembatan cable stayed umumnya cukup besar sehingga pengaruh angin perlu diperhitungkan. Aliran udara cenderung untuk mempengaruhi osilasi torsial dan lentur struktur clan perubahan sudut datang terhadap gelagar akan mengubah besarnya gaya angkat. Efek yang timbul akibataliran angin tersebut diketahui sebagaiflutter yang telah menyebabkan runtuhnya Tacamo Narrow Brige  di Amerika pada tahun 1940. Akibatnya maka timbul gaya yang bekerja pada gelagar dan bersifat periodic.
Pengalaman pada berbagai jembatan yang sudah dibangun menunjukkan bahwa frekuensi osilasi torsional clan frekuensi osilasi lentur harus mempunyai nilai yang cukup jauh berbeda. Mathivat telah menunjukkan bahwa pebandingan kedua nilai tersebut cukup memuaskan bila berada diantara 2,5 dan 2,0. Pertimbangan secara kualitatif ini hanua valid untuk jembatan yang mempunyai dimensi relatif kecil dan untuk perencanaan awal. Untuk sebuah struktur yang aktual dan penting harus diuji dalam terowongan angin( Walther, 1988).
Analisis beban angin dapat dilakukan secara relatif sederhana dengan menjabarkan gaya-gaya yang bekerja pada struktur jembatan berupa:
a.       Komponen gaya horizontal ,
b.      Komponen gaya vertikal,
c.       Momen torsi.
Yang besarnya tergantungpada faktor:
a.       Intensitas angin,
b.      Bentuk penampang struktur lantai jembatan,
c.       Sudut singgung angin terhadap lantai jembatan.
 Aksi angin pada struktur juga memiliki variasi ruang , yaitu mendistribusikan gaya sepanjang tinggi dan bentang struktur secara tidak merata (Podolny dan Scalzi, 1976).
3.      Analisis Gempa Dinamik
Sampai saat ini arah gempa yang berbahaya adalah gempa horizontal sejajar sumbu longitudinal dan tegak lurus sumbu longitudinal jembatan. Gempa arah vertikal biasanya lebih kecil dan dapat diabaikan pada kasus-kasus struktur tertentu. Pada saat terjadi gempa gerakan tanah dapat terjadi ketiga arah tersebut secara simultan.
Kekuatan jembatan cable stayed terhadap beban gempa terletak pada bentuk strukturnya yang lain dari bentuk struktur umumnya. Bentuk struktur jembatan cable stayed yang digantung diatas sebuah titik dukungan memiliki efek getaran yang paling kecil dan dapat menyerap energi akibat perpindahan selamaterjadi gempa.
Analisa dinamik secara lengkap memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pengaruh gempa pada struktur. Perilaku struktur selama terjadi gempa dapat diketahui dengan menyelesaikan persamaan gerak. Analisa ini dapat memasukkan interaksi antara pier, dek, dan fondasi. Karena besarnya derajat kebebasan struktur, analisa dinamik  memerlukan komputer sebagai alat bantu. Program komputer telah banyak yang mampu menghitung analisis struktur secara linier dan non-linier.


















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Jembatan cable stayed merupakan tipe jembatan bentang panjang yang estetis dan sering digunakan sebagai prasarana transportasi yang penting. Struktur jembatan ini terdiri dari gabungan berbagai komponen struktural seperti pilar, kabel dan dek jembatan. Dek jembatan digantung dengan kabel prategang yang diangkur pada pilar. Dengan demikian, semua gaya-gaya gravitasi maupun lateral yang bekerja pada dek jembatan akan ditransfer ke tanah melalui kabel dan pilar. Kabel akan menerima gaya tarik sedangkan pilar memikul gaya tekan yang sangat besar disamping efek lentur lainnya (Yuskar dan Andi,2005).
Dengan demikian dalam perencanaan pembuatan jembatan dengan tipe cable stayed perlu memperhatihan faktor-faktor yang mempengaruhi  jembatan tersebut. Penerapan rekayasaengineering sangat diperlukan dalam pembangunan jembatan ini, sehingga hasil dari perencanaan dapat diwujudkan sesuai dengan standar yang ada.

B.     Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan saya ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisanssaya ini, karena kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah. Bahasa Indonesia Bapak Tri Waryono, S. Pd., M. Pd.Yang telah memberikan tugas individu demi kebaikan diri saya sendiri dan untuk negara dan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi, Bambang dan Agus Setyo Muntohar. 2007. Jembatan. Yogyakarta: Beta Offset
Ilham, M Noer. 2011. Jenis Jembatan. http://mnoerilham.blogspot.com/. Diakases pada hari kamis, 21 November 2013 pukul 20.43
Administrator. 2013.Daftar Jembatan Kabel Terpanjang.http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_jembatan_kabel_terpanjang. Diakses pada hari kamis, 21 November 2013 pukul 20.48

Aryanto. 2012. CABLE-STAYED (Jembatan Gantung Untuk Kendaraan Ringan).http://litbang.pu.go.id/cable-stayed-jembatan-gantung-untuk-kendaraan-ringan.balitbang.pu.go.id. Diakses pada hari rabu, 20 November 2013 pukul 19.42 

Contact Form

Name

Email *

Message *