penyebab dan solusi permasalahan TRANSPORTASI DI INDONESIA
I.
KEMACETAN
Gambar
1.1 Kemacetan di Nagreg Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Setiap tahun saat musim lebaran, jalur ini sering
mengalami kemacetan di karenakan terdapat perbaikan jalan di suatu titik yang
membuat arus para pengemudi terhambat. Serta kontur jalan yang menajak dan
berkelok curam, memaksa para pengemudi agar berkonsentrasi lebih saat melintas di
jalur ini. Mobil, bus, truk dan sepeda motor yang membajiri Nagreg adalah
merupakan arus campuran antara pemudik yang tujuan Jawa Tengah dengan pemudik
lokal yang bolak-balik Bandung-Garut atau Bandung-Tasikmalaya dan sebagian lagi
adalah arus wisata (pelancong), seperti ke Pangandaran, Ciamis atau pemandian
Cipanas.
Solusi dari kemacetan ini adalah menggunakan jalur
alternatif di sekitar jalur ini serta menggunakan sistim buka tutup jalur
maupun menggukan sistim satu arah. Untuk masalah perbaikan jalan sebaiknya
mempercepat pengerjaan perbaikan tersebut dan saat perencanaan seharusnya
memilih waktu yang tepat, seperti target harus selesai sebelum musim lebaran
tiba.
Gambar 1.2 Kemacetan di Jakarta
Kehadiran kendaraan bermotor sebagai sarana
transportasi membutuhkan jalan raya sebagai alur berjalannya kendaraan baik itu
sepeda motor, mobil, kereta dll, kepadatan jumlah penduduk suatu kota yang
masing-masing membutuhkan serta memiliki
kendaraan sebagai sarana transportasi menuju ke tempat kerja atau melakukan
aktifitas sehari-hari tentu membutuhkan jalan raya yang mampu menampung semua
kendaraan yang ada disetai pengaturan manajemen lalu lintas yang bagus sehingga
setiap kendaraan dapat berjalan normal serta lancar tanpa kemacetan, di bebagai
kota pada negara dengan pertumbuhan ekonomi meningkat tajam sering terjadi
penambahan jumlah kendaraan dengan grafik yang melonjak tajam, sementara
insfrastruktur jalan raya masih membutuhkan waktu dan berbagai kendala untuk
mengikuti perkembangan jumlah kendaraan yang ada, sehingga dapat melayani
dengan maksimal. Contohnya di Indonesia khususnya di kota Jakarta yang identik
dengan kemacetan. Lalu bagaimana cara mengatasi kemacetan jalan di Jakarta??
Berbagai upaya telah di lakukan pemerntah seperti
pembuatan jalur busway, pembatas dan jumlah penduduk yang datang/urbanisasi
sampai rencana pembangunan rel kereta namun nampaknya masih belum cukup untuk
mengurangi kemacetan yang ada.
Berikut ini adalah beberapa solusi kemungkinan untuk
mengatasi kemacetan di kota Jakarta:
Ø Pembuatan
jalan baru maupun pelebaran jalan
Membuat jalan baru atau melakukan pelebaran tentu
dapat menambah kapasitas jumlah kemdaraan yang dapat di tampung namun tentu
tidak mudah menangani pemebasan lahan yang padat dengan penduduk dengan
bagnunan-banguna yang sudah berdiri dengan berbagai fungsi.
Ø Membuat
jalan layang
Pembuatan jalan layang yang telah di bangun seperti
pada jalur Ancol-Tawang terbukti dapat mengatasi kemacetan, di mana pada jalan
lantai 2 diperuntukan sebagai jalan tol khusus untuk kendaraan roda empat atau
lebih sedangkan pada jalan lantai 1 di gunakan untuk jalan umum, namun tentu
membutuhkan biaya yang besar serta waktu yang lama untuk membuatnya, dan
asalkan desain jalan layang yang akan di buat tidak seperti gambar di bawah ini:
Gambar 1.3 Desain Jalan Tol
Ø Membuat
jalur busway dan pengurangan kendaraan yang ada
Mengurangi
kendaraan yang ada memang dapat mengurangi kemacetan yang salah satunya
menganjurkan masyarakat untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi dan beralih
ke busway sebagai sarana transportasi umum.
Penyebab
kemacetan di Jakarta adalah sebagai berikut:
Ø Ada
arus urbanisasi besar-besaran warga dari pedesaan menuju ibu kota sehingga
menambah kepadatan penduduk yang terpusat di Jakarta.
Ø Hampir
setiap detik, menit, atau hari ada saja kendaraan baru yang turun ke jalan,
entah itu berupa sepeda motor baru, mobil baru atau jenis angkutan lainnya,
penambahan jumlah kendaraan ini melebihi batas kapasitas infrastrukur jalan
yang ada sehingga tidak dapat menampung semua kendaraan dalam waktu yang sama.
Ø Masyarakat
yang berada pada ekonomi yang bagus seringkali memiliki lebih dari satu kendaraan,
misalnya jika dalam satu keluarga yang terdiri dari suami istri dan memiliki
lima orang anak, maka dalam keluarga tersebut bisa terdapat dua mobil untuk
suami istridan lima sepeda motor untuk lima orang anaknya.
Ø Kepatuhan
para pengendara dengan rambu-rambu lalu lintas jauh dari 100% taat, hal ini
tentu ada penyebabnya misalnya belum optimalnya kinerja polisi lalu lintas,
belum maksimalnya pengadaan rambu-rambu lalu lintas atau kurangnya pendidikan
tentang lalu lintas bagi pengemudi.
II.
PARKIR SEMBARANGAN
Gambar 2.1
Parkir sembarangan di bahu jalan
Penyebab dari parkir sembarangan adalah kurangnya
kesadaran para pemilik kendaraan bermotor terhadap akibat lalu lintas yang
berada di sekitarnya, serta pemilik usaha/bangunan yang tidak menyediakan lahan parkir sendiri di
suatu tempat, tukang parkir liar yang tidak tau diri, sudah tau ada rambu
larangan parkir di situ tetep aja jadi tukang.
Solusinya adalah pemerintah harus menurunkan
petugasnya seperti polisi dan satpol PP untuk menindak lanjuti parkir secara
liar tersebut karena hal itu jelas-jelas dapat mengganggu arus lalu lintas
serta dapat menyebabkan kemacetan, sang pemilik usaha/bangunan juga harus
memliki tempat parkir sendiri selain di bahu jalan. Kalau masih ada yang ngeyel
baik tukang parkir liar maupun sang pemilik kendaraan bermotor sendiri, maka
akan ada sangsi yang tegas dari pihak yang berwajib.
III.
FASILITAS SARANA
TRANSPORTASI KURANG MEMADAI
Gambar
3.1 Kereta api over penumpang
Sarana transportasi yang satu ini dapat menjadi
pilihan untuk mengatasi kemacetan khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta.
Namun jika penumpangnya seperti itu, naik di lokomotif, di atas gerbong,
bukannya akan membahayakan nyawa mereka sendiri. Para penumpang sering
tterdesak, mentang-mentang di buru waktu agar tidak terlambat kerja langsung
nekat seperti tindakan di atas.
Solusinya adalah PT KAI harus menambah armada dan
gerbong agar penumpang dapat masuk kedalam semua, agar antara moda transportasi
tersebut dengan jumlah penumpang seimbang.
0 comments:
Post a Comment