Friday 24 October 2014

PEKERJAAN BETON BERTULANG KOLOM

Pekerjaan beton bertulang yang dimaksud dalam tulisan sini adalah pelaksanaan pekerjaan beton bertulang mulai dari pekerjaan pemasangan tulangan besi (pembesian), pekerjaan pemasangan bekisting, pekerjaan pengecoran sampai dengan pekerjaan perawatan hasil pengecoran.
Pekerjaan struktur beton bertulang kolom khususnya yang bukan beton bertulang praktis dalam pelaksanaan pekerjaannya memerlukan perhatian ekstra terutama agar dihasilkan kolom struktur yang monolit, tegak lurus (kecuali kolom yang memang didesain miring) dan tidak mengalami puntir.
Dalam sebuah proyek yang berskala besar dan mempunyai waktu yang relatif singkat, pekerjaan struktur kolom menjadi pekerjaan upper structure pertama yang berada dalam jalur kritis. Keterlambatan dalam pekerjaan kolom akan menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan bekisting balok dan plat lantai dan demikian seterusnya akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan pembesian balok dan plat lantai dan pekerjaan pengecoran. Oleh karenanya pekerjaan kolom akan senantiasa dipercepat, yang biasanya dengan memperbanyak jumlah set (unit) bekisting kolom maupun waktu pengecoran dan pembukaan bekisting yang relatif dipercepat.


Adakalanya karena kekuranghati-hatian akibat terlalu berorientasi pada kecepatan penyelesaian pekerjaan, kualitas beton bertulang kolom yang dihasilkan terabaikan. Banyak sekali dijumpai hasil pengecoran kolom yang mengalami keropos, segresi dan lain-lain sehingga memerlukan perbaikan yang tentu saja justru memperlambat pekerjaan dan mengharuskan kita mengeluarkan biaya ekstra.

Pembesian Kolom

Pemasangan besi kolom untuk di lantai dasar menumpu pada sloof dan atau masuk (menyatu) dengan pembesian  pile cap (PC). Dalam hal ini panjang besi/penjangkaran yang masuk ke dalam sloof dan PC harus sesuai dengan syarat dan kaidah struktur yang ada. Pemotongan besi biasanya dibuat menerus dari lantai dasar sampai dengan lantai dua atau tiga menyesuaikan ketinggian lantai bangunan dan untuk mempermudah pemasangan, sambungan   biasanya tepat berada di atas plat lantai. Untuk pengangkutan/langsir maupun pemasangan besi(erection) biasanya dibantu dengan Tower Crane dan atau Mobile Crane sehingga mempercepat pekerjaan.

Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa posisi besi kolom yang dipasang tidak boleh mengalami puntir. Untuk itu kendati tidak dicantumkan dalam syarat teknis biasanya akan dipasang besi sepihak setiap jarak 40 - 60 cm sepanjang kolom untuk mencegah terjadinya puntir tulangan. Selain itu yang harus benar-benar dicek dari pekerjaan pembesian adalah jumlah tulangan, dimensi tulangan utama maupun tulangan sengkang, jarak antar tulangan utama dan jarak sengkang, kesemuanya harus sesuai dengan syarat teknis yang telah ditetapkan. Yang tidak kalah penting adalah letak dan posisi besi kolom terhadap as-as bangunan harus sesuai dengan gambar kerja. Sebab adakalanya timbul pergeseran posisi kolom bahkan sampai 10 cm dari as dimaksud akibat dari kelalaian pengecekan posisi kolom sehingga mempengaruhi sistem struktur secara kesesluruhan. Kemudian sebelum ditutup dengan begisting, di tulangan besi kolom dipasang terlebih dahulu beton decking (beton tahu) agar begisting tidak menempel pada tulangan yang dapat menyebabkan keroposnya kolom.

Bekisting Kolom

Pekerjaan bekisting kolom untuk struktur sederhana biasanya menggunakan bahan dari papan kayu dan atau multipleks dengan perkuatan dari balok kayu. Demikian pula dengan penyangga dan atau stude yang digunakan dari bahan kayu.
Bekisting sendiri berfungsi pembentuk struktur dan diperoleh permukaan yang diharapkan dan berfungsi sebagai pemikul sebelum struktur mampu memikul beban sendiri. Untuk itu pada pekerjaan kolom dalam jumlah dan dimensi yang besar dan waktu pengerjaan yang relatif cepat diperlukan sebuah sistem bekisting yang mudah dalam pemasangan dan pelepasan, kuat sehingga dihasilkan permukaan beton kolom yang baik dan awet sehingga material bekisting dapat terus digunakan. Sebagai contoh adalah bekisting sistem Licco seperti tampak dalam gambar dan sistem Perry.

Berdasarkan fungsi pembentuk struktur, yang harus dicek dalam pekerjaan bekisting adalah dimensi, verticality, dan kekuatan sistem bekisting. Sehingga:
  1.  Untuk memperoleh permukaan yang halus biasanya pada permukaan bekisting diolesi dengan solar atau oli
  2. Bentuk dan besaran dimensi bekisting kolom harus sesuai dengan bentuk dan ukuran kolom yang diharapkan
  3. Pengecekan verticality atau tegak lurus kolom diperlukan agar kolom nantinya benar-benar tegak lurus dan tidak mengalami puntir. Pengecekan verticality ini dilakukan pada saat pemasangan bekisting kolom dan diulang kembali pada sesaat setelah beton selesai dituang
  4. Sedangkan kekuatan sistem sendiri diperlukan agar bekisting mampu menahan tekanan beton saat pengecoran sehingga tidak terjadi bleedingbahkan pecahnya bekisting. Setelah selesainya pengecoran, bekisting harus tetap mampu menahan beban sampai kolom mampu memikul beban sendiri. Minimum pelepasan bekisting kolom dari saat pengecoran sampai dengan beton kolom mengeras diperlukan waktu 12 jam.

Pengecoran Kolom


Metode pengecoran sangat mempengaruhi kualitas kolom beton. Metode yang kurang tepat akan menyebabkan kolom mengalami cacat seperti segresi/honeycomb, keropos, puntir, bahkan tidak jarang mengalami kegagalan sama sekali akibat pecahnya bekisting. Berikut beberapa contoh metode yang perlu diperhatikan agar didapatkan kualitas beton seperti yang diharapkan:
  1. beton yang digunakan dalam pengecoran sesuai dengan mutu yang disyaratkan dalam bestek. Demikian pula dengan tingkat kekentalan beton/slump harus sesuai. Semakin rendah slump berarti beton akan semakin kental. Pada kolom yang berdimensi kecil dan atau mempunyai jumlah tulangan yang banyak dan rapat hal ini akan menyulitkan. Jadi tingkat slump harus benar-benar diperhatikan. Untuk membantu agar beton dapat cepat masuk dan memenuhi cetakan dengan baik biasanya digunakan vibrator dan masih dibantu dengan mengetuk-ngetuk papan cetakan dengan palu.
  2. sebelum beton dituang, pada sambungan antara beton lama dengan beton baru agar diberikat cairan pengikat. tinggi jatuhnya material beton ke dalam cetakan/bekisting tidak lebih dari satu meter. hal ini untuk mencegah terjadinya segresi yang berakibat pada terjadinya honeycomb dan bahkan keropos. Kontraktor pelaksana bisanya menggunakan alat bantu selang tremi yang diikatkan pada bucket cor. Selang tremi di masukkan ke dalam cetakan di sela-sela besi tulangan sedemikian rupa dan diangkat sedikit demi sedikit mengikuti beton yang dituang kedalam cetakan. Agar diperhatikan jangan sampai selang tremi terlambat di angkat naik karena jika terlalu dalam tertutup beton, selang tremi akan berat dan dapat putus di dalam beton. Jika demikian pengecoran harus dihentikan dan selang tremi harus dikeluarkan dari beton kolom
  3. kolom senantiasa di cek agar dihasilkan kolom yang benar-benar vertikal dan tidak mengalami puntir. Untuk itu pengecekan verticality kolom  tidak saja dilakukan sebelum beton dituang namun harus diulang sesaat setelah beton dituang.
  4. Demikian pula untuk mencegah agar tulangan besi tidak puntir akibat desakan beton, posisinya kembali dicek. Bila pada saat pengecoran mengalami puntir maka harus dikembalikan ke posisi semula dengan memberikan bantalan dari beton tahu antara tulangan dan bekisting

Perawatan Hasil Pengecoran Kolom

Betapapun baik hasil pengecoran, beton kolom yang tidak dirawat sampai benar-benar settingakan menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan beton mengalami retak-retak sehingga mengurangi kekuatan beton itu sendiri.

Perawatan beton yang sederhana misalkan dengan menyiram air ke badan kolom. Yang lebih praktis lagi adalah dengan membungkus kolom beton dengan karung yang dibasahi dengan air dan atau dengan plastik.

Saat ini seringkali digunakan juga bahan kimia untuk perawatan beton yang dikenal dengan istilah di-wax yakni coating/pelapisan dengan cairan kimia tertentu untuk beton.

2 comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *